Rabu, 4 Januari 2012

Mengenang kembali kisah hampa


Entah kenapa biasan hampa mulai terasa. Dulu hampa ini pernah hadir. Tetapi sudah lama ia menghilang. Sengaja! Sekali lagi SENGAJA! Aku membiarkan perasaan aku hampa. Sudah lama tidak merasainya. Lara, hampa dan dilema. Memang sudah lama tidak merasakannya. Kali terakhir adalah sekitar tahun 2008.
Mungkin ramai yang tertanya kenapa aku membiarkan perasaan hampa ini bergelumang dalam sanubari jiwaku. Sebenarnya disebalik hampa itu dapat aku ketahui adanya sebuah persada keindahan. Jiwa hampa itu unik. Dari hampa itu maka lahirnya berbagai abstrak minda yang berlainan seninya. Jiwa melankolik, jiwa balada, jiwa sentimental, jiwa monolog epilog dan sebagainya bercampur dan ia pasti melahirkan warna-warna abstrak yang menarik. Benar ia terlalu menarik.
Justeru itu, aku hanya membiarkan jiwa hampa terus menaungi sanubari sambil diperhatikan iman yang sentiasa membisikkan ketenangan.
Memandang hampa dengan ketenangan...
Dari hampa itulah yang melahirkan penulisan novel 'ANCA DAYANTI' yang bakal terbit tidak lama lagi Insya Allah...

Tiada ulasan:

Catat Ulasan